Kamis, 07 November 2013

SAP Istirahat dan mobilisasi



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan          : Kebutuhan dasar ibu nifas
Sub pokok bahasan     : mobilisasi dan istirahat pada ibu nifas
Sasaran                        : Ibu Post Partum
Hari/Tanggal               : Jum’at, 11 Oktober 2013
Waktu                                     : 30 menit
Tempat                        : RSUD Hanafiah batusangkar ruang rawat kebidanan (KRZ)
A.Tujuan Penyuluhan
1.      Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti tentang ambulasi dan istirahat pada ibu nifas.


  1. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu diharapkan dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang:
    1. Pengertian mobilisasi dan istirahat
    2. Manfaat mobilisasi dan istirahat

B.Metode

       a.      Ceramah
      b.      Diskusi
       c.      Demonstrasi

C.Media
   a.leaflet
   b. flipchart


D.Materi
      Terlampir
E.Kegiatan Penyuluhan

NO
WAKTU
TAHAP
KEGIATAN PEYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
5 menit
Pembukaan

-   Memperkenalkan diri

-   Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
-   Melakukan kontrak waktu
-   Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
-     Menyambut salam dan mendengarkan
-     Mendengarkan

-     Mendengarkan

-     Mendengarkan
2
20 menit
Isi

-   Menggali pengetahuan/ pengalaman ibu
-   Menjelaskan tentang :
·    Pengertian Mobilisasi
·    Keuntungan Mobilisasi
·    Kegiatan Mobilisasi
·    Pengertian Istirahat
·    Pengaruh kurang isitirahat
·    Posisi tidur
-   Memberikan kesempatan kepada ibu untuk bertanya tentang materi yang diberikan
-   Memberikan jawaban/penjelasan dari pertanyaan yang diajukan
-      Mendengarkan dan memperhatikan
-      Mendengarkan dan memperhatikan




-Bertanya dan memperhatikan


-      Mendengarkan dan memperhatikan
3
5 menit
Penutup
-   Menyatakan kegiatan telah selesai
-   Mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu
-   Mengucapkan salam sebagai penutup acara
-    Mendengarkan dan membalas salam

F.Evaluasi
                  d.      Evaluasi struktur
Ø  Peserta hadir di ruang rawatan kebidanan (KRZ) RSUD Hanafiah Batusangkar
Ø  Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.
                   e.      Evaluasi proses
Ø  Ibu antusias terhadap materi penyuluhan
Ø  Ibu mendengarkan penyuluhan dengan seksama
Ø  Ibu mengajukan pertanyaan
                   f.      Evaluasi hasil
Ø  Ibu dapat menyebutkan pengertian mobilisasi
Ø  Ibu dapat menyebutkan keuntungan mobilisasi pada saat nifas
Ø  Ibu dapat menyebutkan kegiatan mobilisasi
Ø  Ibu dapat menyebutkan pengertian istirahat dan tidur saat nifas
Ø  Ibu dapat menyebutkan manfaat istirahat dan tidur saat nifas
G.Pelaksana
       
Moderator                                     : Mery fra wilfasari
Penyaji                                          : Nindi sulandari
Fasilitator                                      : Wina anggela sari
                                                        Lisa puspita sari
Observer                                        : Endang sri rejeki        

 

 

H.Tugas pelaksana

Moderator                                     :  Memimpin pelaksanaan penyuluhan, motivasi anggota untuk mengikuti penyuluhan dengan tertib dan semangat.
Penyaji                                          :  Memberikan materi penyuluhan dan melakukan demonstrasi
Fasilitator                                      :  Memfasilitasi jalannya penyuluhan
  Pembimbing                                  :  Memberikan bimbingan sehingga   penyuluhan berjalan dengan lancer.
 Observer                                          :Mengamati kegiatan penyuluhan

 

I.REFERENSI

1.    Sulistyawati, ari : 2009 : Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas .Yogyakarta : Andi
2.    Kristiyansari W. 2009 ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
3.    Prawihardjo, sarwono : 2008 : Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo














LAMPIRAN MATERI

A. MOBILISASI
1.  Definisi
Mobilisasi Dini adalah kebijaksaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbing pasien membimbingnya untuk berjalan. Menurut penelitian, ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomy, dan tidak memperbesar kemungkinan terjadinya prolaps uteri atau retrofleksi. Ambulasi dini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam, dan keadaan lain yang masih membutuhkan istirahat.
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat.
            Ibu yang tidak mengalami komplikasi dalam persalinan hampir semua, selalu bangkit segera untuk pergi ke toilet dan mandi. Mereka mungkin membutuhkan seseorang untuk membantu, pada tahap awal ini dimana beberapa perempuan mengeluh pusing atau pandangan kabur ketika mereka pertama bangun setelah persalinan.
2  Keuntungan mobilisasi dini
1)                  Menurut FK UNPAD (1983 : 321), manfaat dan keuntungan mobilisasi dini adalah :
a)      Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation.
b)      Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c)      Early ambulation memungkinkan kita mengajar ibu memelihara anaknya : memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dan lain-lain selama ibu masih di RS.
d)     Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
2)         Menurut Manuaba (1998 : 193), perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “mobilisasi dini” (early mobilization) :
a)      Melancarkan pengeluaran lokea, mengurangi infeksi puerperium.
b)      Mempercepat involusi alat kandungan.
c)      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
d)     Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Meskipun mobilisasi dini banyak membawa keuntungan, tetapi tidak dinasihatkan bagi penderita yang telah mengalami partus lama, penderita dengan suhu badan tinggi, toxemea, atau bagi penderita dengan penyulit.  (Ibrahim, 1996 : 81).
       Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya (Saleha, 2009)

3 Kegiatan Mobilisasi Dini
Langkah atau proses ambulasi ibu nifas dilakukan secara bertahap, sebagaiberikut: 
1). Belajar turun dari tempat tidur
Mempercepat bangkitan dari tempat tidur justru menolong ibu cepat pulih, asal dilakukan dengan hati-hati. Jika bidan tidak secara khusus meminta ibu menunggu hingga delapan jam setelah bersalin atau jika ibu merasa sudah cukup kuat dan tidak pening.
Berikut ini langkah-langkah saat ibu mencoba untuk turun dari tempat tidur:
a.Pertama-tama duduk dulu.
b.Dengan tubuh ditahan tangan, geserkan kaki ke sisi ranjang dan biarkan kakimenggantung sebentar.
c.Setelah itu, perlahan-lahan ibu akan berdiri dengan bantuan orang lain dan tangan yang masih berpegangan pada ranjang.
d.Jika ibu merasa pening, duduklah kembali. Stabilkan diri beberapa menitsebelum melangkah.
2).Belajar berjalan.
Berjalan-jalan akan memperbaiki ketegangan otot dan aliran darah ke jaringan tubuh. Kegiatan ini pun mempercepat pengaliran lochea (cairan bercampurdarah yang keluar dari dalam rahim sewaktu rahim mengalami penyusutan). Ibu yang segera menggerakkan ototnya setelah menjalani persalinan umumnya akan merasa lebih sehat. Satu dua langkah pertama bisa terasa tidak nyaman.Berdirilah setegak mungkin, meskipun ibu tergoda untuk membungkukkan badan. Berjalanlah perlahan-lahan terlebih dahulu. Jika terasa sakit pada daerah perineum, istirahat sejenak sebelum melangkah kembali.
Ambulansi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan ambulansi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea). Ambulasi awal dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan-jalan ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari. Kegiatan ini dilakukan secara meningkat dan berangsur-angsur frekuensi dan intensitas aktivitasnya sampai pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendampingan sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi.
B. ISTIRAHAT dan TIDUR
1. Definisi
Ibo post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai Persiapan untuk energy menyusui bayinya nanti. sangatlah penting bahwa ibu pasca melahirkan harus mendapatkan istirahat dan tidur yang mencukupi. Kebutuhan istirahat selama periode post partum sangat penting baik untuk kesehatan ibu maupun perawatan bayinya.
Mead Bennet(1990) mengatakan bahwa ”kurangnya tidur pada masa postpartum mempunyai implikasi tertentu terhadap interaksi ibu dan bayi”.
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan ibu untuk dapat rileks dan beristirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Jangan segan untuk meminta pertolongan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Dengarkanlah lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi sedang beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.Ini merupakan hal yang sangat penting bahwa ibu pasca melahirkan harus mendapatkan cukup banyak istirahat dan tidur sesuai dengan kebutuhannya.
Istirahat yang cukup dan tidur dalam keadaan yang tenang adalah hal yang sangat diperlukan sekali dalam proses penyembuhan dan rata-rata ini diperlukan selama masa nifas.Hal ini memungkinkan wanita tersebut untuk dapat mengatasi stress secara fisik maupun psikologis yang dia dapatkan selama persalinan dan ini pula dapat membantu untuk meningkatkan usaha penyembuhan. Istirahat dan tidur juga merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam kesuksesan pemberian ASI.
 Bagaimanapun, dengan semua kegembiraan atas kelahiran sang bayi dan para tamu yang datang serta perubahan peran yang barubagi ibu, ini tidak selalu mudah untuk dapat beristirahat dan tidur dengan tenang.Ibu juga masih merasa kesakitan seperti perineum yang terasa nyeri,haemoroid, atau payudara yang membengkak sehingga mengganggu kenyamanan saat istirahat.Hal ini bisa diatasi dengan konsultasi kepada dokter untuk pemberianan algetik yang adekuat sesuai kondisi yang memungkinkannya.Istirahat dan tidur ini merupakan hal yang cukup penting bagi ibu di masanifas. Hal ini dapat membantunya untuk membangun ketabahan secara psikologis dan stamina fisiknya. Jika ibu dalam keadaan mental yang depresi atau keadaan fisik yang sakit, proses penyembuhan akan berlangsung lambat (menurun). Pengembalian kesehatan seperti keadaan semula memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu ibu harus dengan baik menggunakan waktu tidur dan waktu istirahatnya dengan optimal.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
2.Pengaruh Kurang Istirahat
Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya :
Ø  Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
Ø  Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
Ø  Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3.Posisi tidur ibu nifas
Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.
Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.
Penderita juga diperbolehkan bangun dan turun dari tempat tidur pada hari kedua setelah melahirkan karena membawa beberapa keuntungan:
a. Pelemasan otot lebih baik
b. Sirkulasi darah lebih lancar, mempercepat penyembuhan
c. Memperlancar pengeluaran lochia berarti mempercepat involusi
d. Penderita merasa sehat, karena tidak bersikap sebagai orang sakit
e. Mengurangi bahaya embolus dan thrombosis





SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI DAN ISTIRAHAT PADA IBU NIFAS
Di Unair1RSUD Prof.Dr M.HANAFIAH BATUSANGKAR

mercubaktijaya.jpg


Oleh :
Endang sri rezeki
Lisa puspita sari
Mery fra wilfasari
Nindi sulandari
Wina anggela sari


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2013









Tidak ada komentar:

Posting Komentar